Shalat Istikharah
Shalat
istikharah adalah salah satu sholat sunnah yang harus kita ketahui. Dimana
sholat ini dilaksanakan jika kita tengah menghadapi suatu pilihan. shalat
istikharah adalah salah satu upaya agar kita mampu memilih suatu pilihan dengan
benar dan sesuatu yang terbaik di sisi Allah SWT.
Daftar
Isi
·
Ketika Harus Memilih
·
Mengundi atau Menentukan Pilihan Secara Syar’i
·
Shalat Istikharah
·
Tata Cara Shalat Istikharah
o
Waktu Pelaksanaan
o
Niat
o
Jumlah Rakaat
o
Do’a
§
Do’a Istikharah 1
§
Do’a Istikharah 2
·
Hikmah Dibalik Salat Istikharah
o
1. Bukti Tawakal Kepada Allah
o
2. Syiar Menghilangkan Kebathilan
o
3. Mengikuti Tuntunan Syar’i
o
4. Melatih Diri untuk Senantiasa Mampu Membaca Tanda-tanda
Keridhoan Allah Atas Berbagai Keputusan yang Kita Ambil.
·
Cara Mengetahui Jawaban dari Sholat Istikhoroh
Ketika Harus Memilih
Secara
manusiawi kita senantiasa dihadapkan pada berbagai pilihan. Adakalanya ketika
kita harus memilih pilihan-pilihan yang sifatnya mendesak dan penting atau
pilihan-pilihan yang sifatnya sederhana, yang pasti berbagai pilihan itu
senantiasa ada dan mengiringi perjalanan hidup kita.
Maka ada
sebuah tuntunan dan tuntutan mana kala kita dihadapkan pada proses pemilihan
tersebut. Allah telah menggambarkan sebuah pilihan umum didalam hidup manusia
dengan penggambaran antara yang haq (kebenaran) dan bathil (kejahatan).
Pemilihan
antara haq dan bathil ini adalah sebuah mekanisme abadi yang senantiasa
mengiringi perjalanan hidup manusia. Tidak terkecuali disemua hal, bahkan
hingga hal-hal yang seringkali kita anggap remeh.
Karenanya
Allah dan Rasul-Nya telah mensyariatkan sebuah tuntunan agar kita tidak salah
dan keliru dalam mengambil keputusan. Terutama ketika kita menghadapi berbagai
permasalahan yang penting dan mendesak.
Tuntunan
cara memilih berdasarkan syar’i ini adalah sebagai wujud kasih sayang Allah
atas sifat dasar manusia yang memiliki kelemahan. Dimana kelemahan tersebut
adalah kecenderungan manusia untuk ragu dan tidak yakin atas pilihan yang telah
ia putuskan.
Allah
SWT berfirman,
ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكَۖ
فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡمُمۡتَرِينَ
Kebenaran
itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang
yang ragu. (QS. Al Baqoroh : 147)
Maka
tuntunan ini memang sejatinya dibutuhkan oleh manusia sepanjang hidupnya, agar
setiap keputusan yang ia ambil senantiasa istiqomah dalam kebenaran. Tuntunan
tersebut adalah shalat istikharah sebagaimana yang telah di contohkan dalam
sunnah Rasulullah SAW.
Banyak
hal yang sering kali menjadi latar belakang dilaksanakannya shalat istikharah
diantaranya seperti, memilih pekerjaan, memilih jenjang pendidikan, memutuskan
suatu hal untuk kepentingan umat dan lain sebagainya. Salah satu yang paling
lazim di gunakan sebagai motivasi mengamalkan sholat ini adalah ketika memilih
jodoh.
Memilih
jodoh adalah salah satu mekanisme kehidupan yang bersifat sangat krusial.
Dimana jodoh bisa mengantarkan kita ke syurga atau bahkan menjerumuskan ke
neraka, baik itu di dunia atau pun di akhirat. Karena begitu penting dan
agungnya prosesi memilih jodoh ini, maka disyariatkanlah untuk melaksanakan
shalat istikharah.
Mengundi
atau Menentukan Pilihan Secara Syar’i
Sebagaimana
seperti yang telah disinggung di penjelasan diatas, manusia senantiasa
menghadapi berbagai pilihan dalam hidupnya. Berbagai cara pun dilakukan agar
mereka bisa meyakinkan diri atas keputusan yang telah ia ambil.
Sebelum
shalat istikharah hadir sebagai sebuah tuntunan syar’i bagi seorang muslim,
banyak sekali cara-cara yang dilakukan untuk memutuskan sesuatu. Diantaranya
ada yang menyesatkan dan mengada-ada. Jangankan bernilai ilmiah, beberapa cara
dalam mengambil keputusan pun terbilang tidak masuk akal dan lebih ke takhayul
belaka.
Salah
satu contohnya sebagaimana di kisahkan dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW
bersabda, “Tidak akan mendapatkan derajat yang tinggi orang yang berdukun atau
mengundi dengan anak panah, atau pulang dari perjalanan dengan pesimis”.
Bahkan
dalam kitab Al-Kabair karaya Syamsudin Adz-Dzahabi, mengundi
dengan anak panah ini termasuk dalam salah satu dosa besar. Hal ini didasari
dari ayat Al Qur’an,
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ
وَالْأَزْلامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُونَ
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban
untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan
termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu
beruntung. (QS Al-Maidah :90)
Maka
dari penjelasan ini pun kita bisa mengambil kesimpulan, jika sebenarnya shalat
istikharah pun adalah sebuah syiar untuk menghilangkan kebathilan. Shalat
istikharah menjadi syariat yang mestinya menjadi solusi ketika kita menghadapi setiap
permasalahan apapun.
shalat
istikharah bisa menjadi satu solusi mana kala kita menyerahkan sepnuhnya
keputusan tersebut kepada Allah. Karenanya shalat istikharah bisa juga menjadi
bentuk nyata ketawakalan kita kepada Allah, mengikis kesombongan dan menyatakan
diri ini lemah dan Allah lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Shalat Istikharah
Shalat
istikharah adalah sholat yang berjumlah 2 rakaat yang disunnahkan berdasarkan
praktek yang telah di
contohkan
oleh Rasulullah SAW. Sholat ini dilaksanakan manakala menghadapi
pilihan-pilihan yang mesti dengan segera diambil keputusan.
Sebagaimana
ibadah-ibadah yang lain, shalat istikharah pun mesti didasari dalil yang jelas
dan kuat. Karena itu sebelum lebih jauh kita mempelajari tentang sshalat
istikharah beserta dengan tata caranya,
maka ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu dalil yang menguatkan
dilaksanakannya sholat sitikhoroh tersebut.
كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يُعَلِّمُ أَصْحَابَهُ الاِسْتِخَارَةَ
فِى الأُمُورِ كُلِّهَا ، كَمَا يُعَلِّمُ السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ يَقُولُ «
إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ
الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِك
وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ ،
فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ
الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِى
فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – أَوْ قَالَ عَاجِلِ أَمْرِى
وَآجِلِهِ – فَاقْدُرْهُ لِى وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، وَإِنْ
كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى
وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – أَوْ قَالَ فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – فَاصْرِفْهُ
عَنِّى وَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِى الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ
أَرْضِنِى – قَالَ – وَيُسَمِّى حَاجَتَهُ
“Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajari para sahabatnya untuk shalat istikharah
dalam setiap urusan, sebagaimana beliau mengajari surat dari Alquran. Beliau
bersabda, “Jika kalian ingin melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat
dua rakaat selain shalat fardhu, kemudian hendaklah ia berdoa:
“Allahumma
inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min
fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta
‘allaamul ghuyub. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hadzal amro (sebut nama urusan
tersebut) khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (aw fii diinii wa ma’aasyi
wa ‘aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi.
Allahumma in kunta ta’lamu annahu syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati
amrii (fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifnii ‘anhu, waqdur liil khoiro
haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih.”
Ya
Allah, sesungguhnya aku beristikharah pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon
kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan
kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu
melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang
mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara
ini baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama,
kehidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal tersebut untukku,
mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui
bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku (atau
baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku,
dan palingkanlah aku darinya, dan takdirkanlah yang terbaik untukku apapun
keadaannya dan jadikanlah aku ridha dengannya. Kemudian dia menyebut
keinginanya” (HR. Ahmad, Al-Bukhari, Ibn Hibban, Al-Baihaqi dan yang lainnya).
Tata
Cara Shalat Istikharah
Sholat
sunnah memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan sholat fardhu
secara umum. Jika pada artikel sebelumnya kita mengetahui adanya sholat yang
ditentukan batasan waktu dan sholat yang ditentukan karena hal yang melatar
belakanginya.
Sebagaimana
sholat hajat, shalat istikharah termasuk kedalam sholat yang dlaksanakan karena
hal-hal yang melatar belakanginya. Dalam hal ini karena kita dihadapkan pada
sejumlah pilihan yang sifatnya mendesak dan penting.
Sholat
sunnah pun memliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan sholat
fardhu, yaitu diperbolehkan untuk digabung dengan sholat sunnah yang lain.
Seperti shalat istikharah dengan sholat rawatib atau tahiyatul mesjid.
Dengan
demikian tidak menjadi masalah, ketika kita selesai melaksanakan sholat sunnah
rawatib kemudian diakhiri dengan membaca doa shalat istikharah. Setidaknya
demikian pendapat sebagian ulama, khususnya Imam An Nawawi yang mengatakan,
“Teks hadis menunjukkan bahwa doa istikharah bisa dilakukan setelah
melaksanakan shalat rawatib, tahiyatul masjid, atau shalat sunnah lainnya.”
(Bughyatul Mutathawi’, Hal. 45)
Waktu Pelaksanaan
shalat
istikharah tidak memiliki batasan tertentu untuk waktu pelaksanaannya. Meski
demikian ada anjuran untuk melaksanakannya di waktu sepertiga malam. Bersamaan
dengan pelaksanaan qiyamullail sholat tahajud.
Selain
ada pengajuran waktu yang baik, ada juga pencegahan waktu sebaiknya tidak
melaksanakan sholat. Waktu-waktu tersebut adalah waktu-waktu dimana dilarangnya
sholat sunnah.
Niat
Jika di
lafazkan, maka shalat istikharah adalah,
USSHOLLI
SUNNATAN ISTIKHOROTI RAK’ATAINI LILLAHI TA’ALA
Saya
berniat sholat sunnat istikhoroh dua rakaat karena Allah Ta’ala
Akan
tetapi, sejatinya tempat niat itu adalah di hati. Menghadirkan niat di hati
sebaiknya juga disertai dengan adanya rasa pengharapan dan menyerahkan atas
segala urusan hanya kepada Allah semata.
Jumlah Rakaat
Dalam
hadist dikatakan jika jumlah rakaat dalam shalat istikharah adalah 2 rakaat.
Adapun 2 rakaat tersebut bisa berdiri sendiri dengan niat khusus sholat
istokhoroh, atau niat yang digabung dengan niat yang lain seperti sholat sunnah
rawatib.
Do’a
Do’a
shalat istikharah ini dibaca seusai melaksanakan sholat 2 rakaat. Dengan
demikian, sah dikatakan shalat istikharah jika telah melaksanakan sholat sunnah
apa pun yang berjumlah 2 rakaat, kemudian membaca do’a shalat istikharah
selepas salam.
Ada
beberapa redaksi do’a shalat istikharah yang sumber utamanya tetap berasal dari
hadist yang telah kita baca di penjelasan sebelumnya.
Do’a Istikharah 1
اللَّهُمَّ
إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِك وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ
مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ
أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ
هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاقْدُرْهُ
لِى وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ
هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاصْرِفْهُ
عَنِّى وَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِى الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ
أَرْضِنِى
“Allahumma
inni astakhii-ruka bi ‘ilmika, wa astaq-diruka bi qud-ratika, wa as-aluka min
fadh-likal adziim, fa in-naka taq-diru wa laa aq-diru, wa ta’lamu wa laa
a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma in kunta ta’lamu anna hadzal amro
khoiron lii fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii faq-dur-hu lii, wa
yas-sirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna hadzal amro
syarrun lii fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii, fash-rifhu ‘annii
was-rifnii ‘anhu, waqdur lial khoiro haitsu kaana tsumma ardhi-nii bih”
Do’a Istikharah 2
sama
dengan atas hanya ada beberapa kalimat yang berbeda, yaitu:
Kalimat [دِينِى
وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى]
diganti dengan [عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ]. Sehingga, Teks lengkapnya:
اللَّهُمَّ
إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِك وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ
مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ
أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ
هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِى فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِى
وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا
الأَمْرَ شَرٌّ لِى فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّى
وَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِى الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِى
Allahumma
inni astakhii-ruka bi ‘ilmika, wa astaq-diruka bi qud-ratika, wa as-aluka min
fadh-likal adziim, fa in-naka taq-diru wa laa aq-diru, wa ta’lamu wa laa
a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma in kunta ta’lamu anna hadzal amro
khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih faq-dur-hu lii, wa yas-sirhu lii,
tsumma baarik lii fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna hadzal amro syarrun lii fii
‘aajili amrii wa aajilih, fash-rifhu ‘annii was-rifnii ‘anhu, waqdur lial
khoiro haitsu kaana tsumma ardhi-nii bih.
Hikmah
Dibalik Salat Istikharah
1. Bukti Tawakal Kepada Allah
Melaksanakan
shalat istikharah adalah sebagai salah satu bentuk ketawakalan kita kepada
Allah SWT. Dengan melaksanakan shalat istikharah kita menyerahkan segala urusan
kepada Allah, menyerahkan keputusan berdasarkan penilaian terbaik menurutNya.
Meski
bisa saja ternyata pilihan yang telah menjadi keputusannya tersebut tidak
sesuai dengan harapan atau malah merugikan. Kita senantiasa berupaya memelihara
husnuzhon kepada Allah, jika apapun yang kita alami adalah kehendakNya yang
terbaik untuk kita.
2. Syiar Menghilangkan
Kebathilan
Pada
masa sebelum Islam tersebar, banyak cara memutuskan suatu perkara itu
didasarkan pada praktek-praktek yang menyesatkan. Beberapa diantaranya seperti
mendatangi dukun, mengundi nasib dan percaya mitos atau takhayul. Hal-hal
semacam ini selain menyimpang dan tidak dibenarkan oleh Islam juga tidak masuk
akal.
Maka
tuntunan sholat istikhoroh adalah untuk mengikis habis berbagai cara-cara yang
menyesatkan tersebut. Sehingga tersisa sebuah praktek pengambilan keputusan
yang dipasrahkan kepada Allah berdasarkan sunnah.
3.
Mengikuti Tuntunan Syar’i
Rasulullah
SAW telah mencontohkan bagaimana cara mengambil keputusan dan memilih diantara
beberapa pilihan dengan sholat istikhoroh. Karenanya, melaksanakan sholat
istikhoroh adalah salah satu bentuk bukti ketaatan kita atas apa yang
disunnahkan oleh Rasulullah SAW.
Tentu
saja, berbagai upaya yang kita lakukan untuk membuktikan ketaatan pada Allah
dan Rasul-Nya akan dibalas dengan pahala. Maka melaksanakan sholat istikhoroh
pun menjadi sebuah tabungan investasi pahala untuk meraih keridhoanNya dan
meraih syurga-Nya.
4.
Melatih Diri untuk Senantiasa Mampu Membaca Tanda-tanda Keridhoan Allah Atas
Berbagai Keputusan yang Kita Ambil.
Pada
akhirnya, Allah akan menuntun kita dengan keputusanNya yang terbaik. Akan
tetapi adakalanya ketika kita kurang cerdas dalam memahami tanda-tanda-Nya
seringkali kita malah bersikukuh dengan keputusan yang kita tentukan
sebelumnya, padahal hal tersebut bukan hal yang diridhoi oleh Nya.
Untuk
memahami hikmah yang satu ini, maka kita perlu berlatih terus menerus bagaimana
tanda-tanda Allah meridhoi keputusan yang akan kita ambil tersebut. Hal yang
harus pertama kali dilakukan adalah dengan membersihkan sebersih-bersihnya
faktor-faktor lain yang akan merusak keikhlasan kita dalam melaksanakan sholat
istikhoroh.
Contoh,
ketika kita melakukan sholat istikhoroh ketika dihadapkan pada pilihan
pekerjaan. Pekerjaan A gaji besar dan lingkungan nyaman, akan tetapi banyak
potensi uang haram disana. Sementara pekerjaan B gaji kecil dan lingkungan
tidak terlalu mendukung, akan tetapi kehalalannya terjamin.
Maka
ketika melakukan sholat istikhoroh, sebaiknya kita melepaskan semua
kecenderungan terhadap salah satu pihak. Sehingga ketika nanti Allah menjawab
dengan pekerjaan B misalkan, akan tetapi karena dari awal kita sudah cenderung
dengan pekerjaan A, maka kita menolak pekerjaan B yang telah Allah ridhoi.
Faktor
penting untuk memahami bahwa tanda Allah meridhoi keputusan yang kita ambil
adalah dengan mengukur seberapa besar mudhorot dan manfaat yang diberikan pada
pilihan-pilihan tersebut. Semakin besar mudhorot dan semakin kecil manfaatnya,
maka jelas pilihan ini tidak akan Allah ridhoi.
Khususnya
untuk permasalahan jodoh, Rasulullah SAW telah memberikan indikator khusus atas
pilihan yang nantinya akan di putuskan. Rasulullah SAW bersabda, Perempuan
dinikahi karena empat faktor. Karena hartanya, nasabnya, kecantikannya dan
karena agamanya. Maka menangkanlah karena wanita yang memiliki agama, engkau
akan beruntung.”
Cara
Mengetahui Jawaban dari Sholat Istikhoroh
Kita
telah mengetahui indikator bahwa keputusan yang kita ambil itu ada dalam
ridho-Nya. Pertanyaan berikuitnya adalah bagaimana cara Allah menjawab do’a
istikharah tersebut?
Ada
banyak pendapat tentang bagaimana cara Allah menjawab do’a istikharah yang kita
panjatkan. Ada yang melalui mimpi, halaman pada Al-Qur’an dan yang lain
sebagainya. Yang pasti Allah akan menjawab setiap doa kita melalui jawaban yang
terbaik dariNya.
Karena
itu jangan menutup berbagai kemungkinan atas jawaban Allah. Meski lazimnya
banyak yang berpendapat jika jawaban Allah itu dijawab melalui mimpi, akan
tetapi kita jangan serta merta menutup pintu kemungkinan lain atau berputus asa
saat kita tidak kunjung bermimpi.
Terkait
soal mimpi, Rasulullah SAW bersabda, “Mimpi ada 3 macam: dari Allah, dari
setan, dan bisikan hati.” Oleh karena itu, kebenaran dari mimpi pun hanya
memiliki kemungkinan sebesar 1/3 saja, sedangkan 1/3 lagi kemungkinan dari
syetan. Mengetahui hal ini, maka kita harus berhati-hati setiap kali menyikap
mimpi yang mendatangi tidur kita.
Akan
tetapi, tuntunan yang paling banyak ulama berpendapat adalah dengan
melaksanakan apa yang telah menjadi kehendak hatinya. Dengan berhusnuzhon bahwa
Allah yang akan memberikan berbagai kebaikan melalui keputusannya tersebut.
Imam
Nawawi berkata,” “Jika seseorang melakukan istikharah, maka lanjutkanlah apa
yang menjadi keinginan hatinya.”
Demikian
penjelasan lengkap tentang sholat istikhoroh ini. Semoga kita bisa mengamalkan
berbagai sunnah seperti yang telah Rasulullah SAW contohkan, contohnya seperti
sholat istikhoroh ini. Sehingga kita senantiasa ada didalam perlindungan dan
petunjuk Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar