Minggu, 25 September 2016

Sirah Nabawiyah (Kisah Nabi) Bag. 2 Silsilah Rasulullah


Allah senantiasa memindahkan diriku dari tulang-tulang sulbi yang baik ke dalam rahim-rahim yang suci, jernih dan terpelihara. Tiap tulang sulbi itu bercabang menjadi dua, aku berada di dalam yang terbaik dari dua tulang sulbi itu “. ( Hadits Syarif).
Muhammad saw lahir dari seorang ibu bernama Aminah binti Wahb. Hadist diatas adalah cerminan bahwa Aminah adalah seorang perempuan yang suci dan terpelihara.  Ayah Aminah adalah seorang terkemuka dari bani Zuhrah.  Moyangnya adalah berasal dari bani ‘Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Sementara moyang ibu Aminah adalah  ‘Abdu ‘Manaf bin Qushaiy bin Kilab. Jadi nasab mereka bertemu di Kilab.
Sementara itu ayah Muhammad saw adalah Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin ‘Abdu ‘Manaf bin Qushaiy bin Kilab. Dari sini dapat kita ketahui bahwa nasab Rasulullah dari pihak ayah dan ibu juga bertemu di Kilab. Mereka adalah  termasuk ke dalam kabilah Quraisy yang dikenal selain sebagai keluarga pedagang yang handal dan sukses juga dihormati sebagai penjaga Ka’bah yang baik dan bijaksana. Kilab sendiri adalah 15 generasi dibawah Adnan, keturunan Ismail as.
Untuk diketahui, menjadi penjaga Ka’bah termasuk menjaga sumber air zam-zam adalah merupakan suatu kehormatan. Itu sebabnya sejak wafatnya nabi Ismail as sekitar 4000 tahun silam perselisihan  dalam rangka merebut hak untuk menjaga rumah yang disucikan tersebut sering kali terjadi. Diantara tugas penting penjaga Ka’bah adalah bertanggung-jawab terhadap kelangsungan upacara haji seperti tawaf, sai, pembagian air zam-zam, pembagian makanan, keamanannya dll.
Tak seorangpun yang tak kenal Abdul Mutthalib. Ia adalah seorang kabilah Quraisy dari bani Hasyim sejati, penjaga Ka’bah yang amat dihormati. Abdul Mutthalib mempunyai 10 orang anak lelaki.  Abdullah adalah yang termuda.
Menurut kabar, tiga puluh tahun sebelum kelahiran Abdullah lelaki gagah ini pernah bernazar bahwa ia akan berkurban dengan menyembelih salah satu putranya bila ia memiliki 10 anak lelaki. Pada waktu itu masyarakat Arab memiliki keyakinan bahwa anak lelaki adalah lambang kehormatan. Sebaliknya anak perempuan adalah lambang kegagalan, kenistaan dan keterpurukan.
“ Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu”.(QS. An-Nahl(16):58-59).
Hingga saat itu nazar tokoh Quraisy ini memang belum dipenuhi walaupun ia telah memilki 10 anak lelaki. Namun orang yang mengenalnya dengan baik yakin bahwa suatu saat nanti pasti Abdul Mutthalib akan melaksanakan nazar tersebut. Bagi masyarakat Arab apalagi bila yang bernazar itu adalah pemuka Mekah dan penjaga Ka’bah, nazar baik itu untuk kebaikan atau keburukan adalah suatu janji tertinggi terhadap Sang Khalik. Menurut keyakinan mereka tidak memenuhi nazar adalah dosa besar. Sementara bagi pemuka masyarakat tidak memenuhi nazar sama dengan mencoreng muka sendiri. Kehormatan adalah taruhannya.
Itu sebabnya suatu hari Abdul Muttahlib mengumpulkan ke 10 anaknya untuk diundi siapa yang harus disembelih. Abdul Mutthalib sebenarnya bukanlah lelaki kasar dan jahat. Ia hanya terikat dengan nazarnya sendiri yang di belakang hari ternyata amat membuatnya tertekan. Ia amat berharap kalau saja undian itu tidak jatuh ke putra bungsunya, Abdullah yang sangat disayanginya itu sudah merupakan keberuntungan yang besar baginya.
Namun apa boleh buat undian justru jatuh kepada Abdullah. Walaupun kecewa, Abdul Mutthalib tetap terlihat tegar melaksanakan nazarnya. Tampak bahwa kecintaannya kepada  Sang Khalik dan harga dirinya lebih tinggi daripada hatinya yang hancur.
Di tengah suasana tegang itulah tiba-tiba terdengar bisik-bisik bahwa masyarakat tidak setuju terhadap perbuatannya itu. Seorang pemuka Quraisy lainnya akhirnya tampil dan mengingatkan bahwa perbuatan Abdul Mutthalib itu dapat menjadi contoh yang tidak baik. Bagaimanapun mereka tidak setuju, menyembelih  anak sendiri apalagi anak lelaki adalah suatu perbuatan yang tidak dapat dibenarkan. Mereka menganjurkan agar Abdul Muthalib segera pergi mencari seorang ahli nujum untuk menanyakan apa yang sebaiknya ia perbuat.
Beruntunglah, ternyata sang ahli nujum yang dipercaya masyarakat itu menganjurkan agar Abdul Mutthalib menebus anak lelaki kesayangannya itu dengan menyembelih 100 ekor unta. Dengan demikian maka Abdul Mutthalibpun bebas dari nazarnya.
Pernikahan dan kehidupan Abdullah bin  Abdul Mutthalib dengan  Aminah binti Wahb.
Abdul Muthalib telah bebas dari nazarnya. Sekarang ia dapat hidup dan berpikir lebih tenang. Abdullah, putra bungsunya telah cukup dewasa. Sudah waktunya ia menikah dan berkeluarga. Sebagai ayah yang baik ia tahu betul siapa jodoh yang paling tepat bagi putranya itu.
Sejak kecil Abdullah telah mengenal Aminah binti Juhra dengan sangat baik. Keluarga Aminah adalah keluarga yang memiliki reputasi baik di mata masyarakat Mekkah. Kedua keluarga telah menjalin hubungan sejak lama. Sebagai ayah yang penuh perhatian, walaupun ia sibuk dengan berbagai urusan kota Mekkah yang dipimpinnya, ia menyadari bahwa putranya itu memiliki perasaan khusus terhadap Aminah. Karena kebiasaan dan adat Arab, keduanya memang sejak lama tidak pernah bertemu lagi. Sesuai adat yang berlaku turun temurun, begitu Aminah menginjak usia remaja, ia tidak lagi dapat keluar rumah secara bebas. Ia dipingit hingga seorang lelaki melamarnya.
Itu sebabnya masyarakat tidak terkejut ketika suatu ketika Abdul Mutthalib datang menemui keluarga Aminah untuk melamarnya. Gayungpun bersambut. Dengan suka cita, atas persetujuan sang gadis, keluarga Aminahpun menerima lamaran tersebut. Maka tanpa menunggu lebih lama lagi menikahlah keduanya.  Tentu saja masyarakat kota Mekkah ikut berbahagia mendengar pernikahan dua anggota kabilah Quraisy dari bani Hasyim dan bani Zuhrah yang mereka hormati tersebut.
Sayangnya bulan madu yang dilalui pasangan muda tersebut amatlah singkat. Tak lebih dari sepuluh hari kemudian tugas telah menanti. Abdullah harus segera kembali bergabung dengan kafilah dagang keluarganya. Mereka akan mengadakan perjalanan jauh  yang telah lama dijalani keluarga besar Quraisy, yaitu ke Syam. Orang-orang Quraisy memang terbiasa pergi berdagang ke utara ( Syam)pada musim panas dan ke selatan ( Yaman ) pada musim dingin.
“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka`bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan”.(QS.Quraisy(106):1-4).
Namun waktu yang amat singkat tersebut bukannya berarti tidak memiliki makna penting. Karena beberapa hari setelah pernikahan Aminah sempat bercerita kepada suaminya tercinta bahwa ia bermimpi melihat sinar terang benderang memancar di sekeliling dirinya. Sinar itu begitu terang hingga seakan ia bisa melihat istana Buchara di Syam. Kemudian ia mendengar suara : “Engkau telah hamil dan akan melahirkan orang termulia di kalangan umat ini”.
Tampaknya mimpi inilah yang menjadi penyemangat hidup Aminah selama kepergian Abdullah. Ia benar-benar menyadari bahwa perjalanan dagang yang dijalani suaminya bakal memakan waktu berminggu-minggu bahkan mungkin bulanan. Ya Aminah harus sabar. Hingga suatu hari di bulan kedua ia mendengar kabar kedatangan rombongan dagang suaminya. Sungguh senang hati Aminah. Ia segera mempersiapkan diri menyambut kepulangan suami tercinta.
Namun kegembiraan itu segera sirna karena ternyata Abdullah tidak berada di antara rombongan tersebut. Abdul Mutthaliblah yang langsung datang mengabarkan bahwa Abdullah tiba-tiba menderita demam tinggi ketika dalam perjalanan pulang. Akhirnya ia terpaksa ditinggalkan di Yatsrib ( Madinah).
“ Tidak usah terlalu khawatir anakku. Suamimu akan segera kembali begitu ia pulih. Aku telah meminta Al-Harits, saudaranya, agar menjaganya selama ia sakit. Bersabarlah Aminah, berdoalah agar ia segera sehat ”, begitu hibur Abdul Mutthalib kepada menantunya.
Tetapi rupanya Allah berkehendak lain. Setelah menanti dua bulan lamanya akhirnya Al-Harits pulang ke Mekkah sendirian dengan membawa kabar duka bahwa adik bungsunya yang baru beberapa bulan lalu lolos dari nazar ayahnya yang mengerikan itu, telah meninggal dunia.
Betapa berdukanya Aminah. Dalam usianya yang masih demikian muda ia harus kehilangan suami yang telah memberinya kebahagiaan walau hanya sejenak. Dan dalam keadaan hamil pula.
Berambung..... Ke III

Sirah Nabawiyah (Kisah Nabi) Bag. 1. Asal Mula Tahun Gajah


Abrahah, yang hidup jauh sebelum Islam lahir. Ia adalah seorang penguasa Habasyah (Ethiopia) yang berhasil menguasai Yaman, sebuah negri yang sekarang ini  berada di semenanjung selatan Arabia. Di negri jajahan barunya ini ia membangun sebuah gereja besar yang dinamainya Qullais. Abrahah membangun gereja tersebut  bukan semata-mata sebagai tempat ibadah umat Nasrani.  Ia mempunyai maksud lain.
Hal ini terlihat jelas dalam surat yang dikirimkannya kepada raja Habasyah ketika itu yaitu Najasyi ( Negus).
“ Baginda, kami telah membangun sebuah gereja yang tiada taranya sebelum itu. Kami tidak akan berhenti sebelum dapat mengalihkan perhatian  orang-orang Arab kepadanya dalam  melakukan peribadatan yang selama ini mereka adakan di Ka’bah “.
Ketika itu Ka’bah di Mekkah memang sudah merupakan pusat peribadatan terbesar  di semenanjung Arabia. Mendengar berita ini, seorang Arab yang menjadi penjaga Ka’bah sengaja mendatangi Qullais dengan maksud mempermalukan Abrahah. Ia dikabarkan mengotori bagian-bagian penting gereja megah tersebut dengan tinja.
Tentu saja tindakan tersebut  membuat Abrahah marah besar. Ia bersumpah akan membalas perbuatan kotor tersebut dengan menghancurkan Ka’bah yang dari semula memang sudah dibencinya. Maka berangkatlah Abrahah dengan membawa pasukan gajahnya yang besar menuju Mekkah.
Pasukan Abrahah adalah pasukan yang amat kuat dan sangat  ditakuti musuh. Selama perjalanan pasukan ini berhasil menaklukan orang-orang yang berusaha melawannya. Hingga akhirnya sampailah ia di gerbang  kota  Mekkah tanpa perlawanan yang berarti.
Di tempat ini ia berhadapan dengan penguasa Mekkah yaitu Abdul Mutthalib bin Hasyim, seorang pemuka Quraisy yang disegani. Ialah yang selama ini bertanggung jawab terhadap Ka’bah termasuk pelaksanaan ibadat haji yang telah dikenal sejak dahulu kala. Abrahah mengatakan bahwa kedatangannya ke Mekkah bukan untuk memerangi penduduk Mekkah melainkan untuk menghancurkan Ka’bah. Ia juga menambahkan apabila mereka tidak melawan maka ia tidak akan menumpahkan darah.
 Kami tidak berniat hendak memerangi Abrahah karena kami tidak memiliki kekuatan untuk itu. Rumah suci itu ( Ka’bah) adalah milik Allah yang dibangun oleh nabi Ibrahim as.  Jika Allah  hendak mencegah penghancurannya itu adalah urusan Pemilik Rumah suci itu tetapi jika Allah hendak membiarkannya dihancurkan orang maka kami tidak sangggup mempertahankannya”, begitu jawaban diplomatis  Abdul Mutthalib.
Dengan demikian pasukan Abrahahpun mustinya tanpa hambatan dapat melaksanakan keinginan menggebu-gebu pemimpin mereka untuk menghancurkan bait Allah. Sementara itu Abdul Mutthalib sebagai pemimpin Mekkah hanya dapat memerintahkan penduduk untuk segera pergi dan berlindung.
Namun apa yang kemudian terjadi? Dari balik persembunyian di tebing-tebing tinggi batu cadas yang mengelilingi kota Mekkah, penduduk dengan mata kepala sendiri dapat menyaksikan betapa ribuan burung kecil bernama Ababil berterbangan cepat menuju Ka’bah. Sementara itu ada laporan bahwa gajah-gajah yang dibawa pasukan Abrahah itu mogok.  Ketika gajah dihadapkan kea rah Ka’bah, ia segera bersimpuh dan tidak mau berdiri. Dan ketika ia dihadapkan ke arah Yaman, ia segera lari tergopoh-gopoh.
Yang lebih mencengangkan lagi, burung-burung kecil tersebut masing-masing membawa 3 buah batu kecil. Satu di paruh  dua lainnnya di kaki kanan dan kiri mereka. Anehnya walaupun batu-batu tersebut sebenarnya hanya sebesar biji gandum namun ketika mengenai tubuh orang yang dijatuhinya iapun binasa!
Dalam keadaan panik pasukan Abrahah berlarian kian kemari. Banyak diantara mereka yang meninggal dunia.  Sementara Abrahah sendiri  dalam keadaan luka parah di gotong pasukannya kembali ke negrinya. Darah dan nanah terus mengucur dari sekujur tubuh dan kepalanya. Ia wafat begitu tiba d Shan’a karena jantungnya pecah hingga mengeluarkan banyak darah dari hidung dan mulutnya.
Beberapa tahun kemudian  peristiwa yang makin membuat harum nama bani Quraisy sebagai penjaga Ka’bah yang dilindungi Tuhannya ini diabadikan-Nya dalam salah satu surat Al- Quranul Karim, yaitu surat Al-Fiil yang berarti gajah. Surat ke 105 ini diturunkan di Mekkah.
“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka`bah) itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)”.
Tahun di waktu terjadi peristiwa tersebut kemudian dinamakan tahun Gajah. Tahun ini bersamaan dengan tahun 571 M. Di tahun inilah Rasulullah Muhammad saw  dilahirkan.
Bersambung.... Ke Bagian 2

Jumat, 23 September 2016

Kisah Nabi Yusuf


Nabi Yusuf 'alaihis salam (sekitar 1745-1635 SM) adalah nabi Islam yang diutus setelah Nabi Ya'qub as. Nabi Yusuf  'alaihis salam merupakan anak Nabi Ya'qub 'alaihis salam dan merupakan buyut dari Nabi Ibrahim 'alaihis salam. Kisah Nabi Yusuf dijelaskan dalam satu surat khusus dalam Al Qur-an surat ke 12 yakni" Surat Yusuf" yang terdiri dari 111 surat.

Beliau menghadapi persekongkolan jahat yang justru datang dari orang-orang yang dekat dengannya, yaitu saudara-saudaranya. Mereka merencanakan untuk membunuhnya. Rencana itu mereka buat saat Nabi Yusuf 'alaihis salam masih kecil, mereka memasukkan Nabi Yusuf 'alaihi salam ke dalam sebuah sumur. Setelah seseorang menemukannya kemudian Nabi Yusuf 'alaihis salam dijual di pasar mesir lalu dia dibeli dengan harga yang sangar murah. Kemudian beliau menghadapi r4yuan dari isteri seorang pria yang mempunyai jabatan penting saat itu. Ketika ia menolak r4yuannya, ia pun dimasukkan ke dalam penjara. Dalam beberapa waktu, beliau menjadi tahanan di penjara. Setelah mampu mentakwilkan mimpi sang raja iapun dibebaskan dari penjara dan akhirnya Beliau menjadi menteri dari raja yang pertama.

Waktupun berlalu maka dengan izin Allah Nabi Yusuf 'alaihis salam dapat bertemu kembali dengan seluruh keluarganya, termasuk dengan ayahnya, Nabi Ya'qub 'alaihis salam. Ia memulai dakwahnya di jalan Allah Yang Maha Esa dari panggung kekuasaan. Ia melaksanakan rencana Allah SWT dan menunaikan perintahnya.

Silsilah Nabi Yusuf 'alaihi salam

Nabi Yusuf 'alaihis salam adalah cucu dari Nabi Ishaq 'alaihi salam, silsilah lengkapnya adalah Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh.

Nabi Yusuf 'alaihis salam merupakan putra urutan ke tujuh dari dua belas putra puteriNabi Ya’qub as. Merupakan anak dari istri Nabi Ya’qub yang bernama Rahil. Dari Ibu Rahil ini Nabi Yusuf 'alaihis salam juga mempunyai adik bernama Benyamin. Nabi Yusuf dianugrahi wajah yang sangat tampan oleh Allah SWT, juga dengan tubuh yang tegap sehingga bisa membuat para wanita terpesona kepadanya.

Kisah cerita Nabi Yusuf as ada dalam satu surat penuh dalam Al Qur an yang bernama Surat Yusuf. Disebutkan bahwa sebab turunnya surat Yufuf adalah karena orang orang yahudi meminta kepada Rasulullah SAW untuk menceritakan kepada mereka kisah Nabi Yusuf 'alaihis salam. Kemudian Allah SWT menurunkan satu surat penuh yang secara terperinci menceritakan kisah Nabi Yusuf as.

Allah SWT berfirman : “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 3)

Mimpi nabi Yusuf 'alaihis salam

Pada suatu waktu Nabi Yusuf 'alaihis salam bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan semuanya sujud kepadanya, dan mimpinya itu disampaikan kepada ayahnya yaitu Nabi Ya’qub as, sebagaimana tersebut dalam Al Qur’an Surat ke12, Yusuf berikut ini :

“(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku” (Qur'an Surat Yusuf ayat:4)

“Ayah berkata : “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia” (Qur'an Surat Yusuf ayat:5)

Nabi Ya’qub 'alaihis salam mengingatkannya agar jangan sampai Nabi Yusuf as menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya. Sesungguhnya saudara-saudara Nabi Yusuf 'alaihis salam tidak menyukai kedekatannya dengan ayahnya. Nabi Yusuf 'alaihis salam bukanlah saudara kandung mereka, karena berbeda ibu.

Hubungan Yusuf 'alaihis salam dengan saudara-saudaranya

Nabi Yusuf 'alaihis salam adalah anak yang dimanjakan oleh ayahnya, lebih disayang dan dicintai dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain. Rasa sayang Nabi Ya’qub as kepada Nabi Yusuf dan Bunyamin adiknya sebenarnya cukup wajar, karena Nabi Yusuf dan adiknya tidak memiliki ibu karena telah meninggal dunia ketika melahirkan Bunyamin. Karena sebab itulah Nabi Ya’qub 'alaihis salam sangat menyayangi Nabi Yusuf as dan adiknya Bunyamin. Terlebih lagi saat Nabi Ya’qubmendengar dan mengetahui akan mimpi Nabi Yusuf as. Semakin bertambah pula pengawasannya untuk keselamatan Nabi Yusuf as dan adiknya.

Perlakuan yang berbeda dari Nabi Ya’qub as kepada anak-anaknya yang lain menimbulkan rasa iri hati dan dengki di antara saudara-saudara Nabi Yusuf as yang lain.

Nabi Yusuf 'alaihis salam dibuang ke sumur

Suatu hari saudara-saudara Nabi Yusuf 'alaihis salam yang dengki kepadanya berkumpul, namun dalam musyawarah ini Bunyamin tidak diikut sertakan karena ia adalah adik kandung Nabi Yusuf 'alaihis salam. Kemudian mereka berencana untuk mencelakai Nabi Yusuf 'alaihis salam, yakni dengan membuangnya ke dalam sebuah sumur.

Kemudian saudara-saudara Nabi Yusuf 'alaihis salam meminta ayah mereka untuk mengijinkan membawa Nabi Yusuf 'alaihis salam pergi ke suatu tempat, seperti yang diriwayatkan dalam Al Qur'an berikut ini:

“Mereka berkata : “wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang menginginkan kebaikan baginya. (Qur'an Surat Yusuf ayat: 11)

Biarlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar ia (dapat) bersenang-sendang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 12)

“Berkata Ya’qub : “Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah dari padanya” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 13)

“Mereka berkata : “Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 14)

Mereka pun berhasil mengajak Nabi Yusuf 'alaihis salam pada hari berikutnya dan pergi dengannya ke gurun. Mereka lalu memasukkan nabi Yusuf 'alaihis salam ke dalam sebuah sumur tanpa mengenakan pakaian.

Untuk mengelabui ayahnya,saudara-saudara yang benci kepada Nabi Yusuf itu menyembelih hewan sejenis kambing atau rusa, lalu melumurkan darah binatang tersebut ke pakaian Nabi Yusuf as. Dan mereka membawa pulang pakaian tersebut, seperti diterangkan dalam Al Qur’an berikut ini :

“Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis”  (Qur'an Surat Yusuf ayat: 16)

“Mereka berkata : “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba, dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala, dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 17)

Nabi Ya’qub as memegang pakaian anaknya. Lalu memperhatikan pakaian nabi yusuf tersebut, ia melihat pakaian itu masih utuh dan tidak ada tanda-tanda cakaran atau robek. Serigala apa yang makan Nabi Yusuf as? Apakah ia memakan dari dalam pakaian tanpa merobek pakaiannya? Seandainya Nabi Yusuf as mengenakan pakaiannya lalu ia dimakan oleh serigala, semestinya pakaian tersebut akan robek. Seandainya ia telah melepas bajunya untuk bermain dengan saudara-saudaranya, maka bagimana pakaian tersebut dilumuri dengan darah sementara saat itu tidak menggunakan pakaian?

Berdasarkan bukti-bukti itu, Nabi Ya’qub as mengetahui bahwa mereka berbohong. Nabi Yusuf as tidak dimakan oleh serigala. Nabi ya’qub mengetahui bahwa anak-anaknya berbohong, ia mengungkapkan hal itu dalam perkatannya yang tersebut dalam Al Qur an :

“Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu.Ya’qub berkata “sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 18)

Demikianlah perilaku Nabi Ya’qub dengan bijaksananya. Ia meminta agar diberi kesabaran dan memohon pertolongan kepada Allah SWT atas apa yang mereka lakukan terhadap putra kesayangannya.

Nabi Yusuf 'alaihi salam ditemukan di sumur lalu dijual di pasar

Suatu saat ada kafilah yang sedang berjalan menuju Mesir, yaitu satu kafilah besar. Semua kafilah itu menuju sumur, mereka berhenti untuk menambah air. Mereka menghulurkan timba ke sumur. Lalu Nabi Yusuf as bergelantung pada timba tersebut. Orang yang mengulur timba mengira bahwa timbanya telah penuh dengan air. Namun setelah dilihatnya ternyata seorang manusia. Setelah itu mereka menjual Nabi Yusuf ke pasar seperti riwayat dalam Al'Qur'an berikut:

"Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: 'Oh; kabar gembira, ini seorang anak muda!' Kemudian mereka menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka tidak tertarik hatinya kepada Yusuf. Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: 'Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi ia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak.' Dan demikianlah Kami berikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir) dan agar Kami ajarkan kepadanya ta'bir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya. " (QS. Yusuf: 19-21)

Lelaki yang membeli Nabi Yusuf as bukanlah orang sembarang tetapi ia seorang yang penting. Ia termasuk seseorang yang berasal dari pemerintah yang berkuasa di Mesir. Ia adalah seorang menteri di antara menteri-menteri raja yaitu ketua menteri yang bernama Al Aziz.

Kisah Nabi Yusuf 'alaihis salam dan Zulaikha

Hari demi hari berlalu. Nabi Yusuf as pun semakin tumbuh menjadi dewasa. Nabi Yusuf as oleh Allah diberi kemampuan untuk mengendalikan suatu masalah dan ia diberi pengetahuan tentang kehidupan dan peristiwa peristiwanya. Ia juga diberi kemampuan berdialog yang dapat menarik simpati orang yang mendengarnya. Nabi Yusuf as diberi kemuliaan sehingga ia menjadi pribadi yang agung dan tak tertandingi. Tuannya mengetahui bahwa Allah SWT memuliakannya dengan mengirim Nabi Yusuf as padanya. Ia mengetahui bahwa Nabi Yusuf memiliki kejujuran, kemuliaan, dan istiqamah (keteguhan) lebih dari siapapun yang  pernah ia temui dalam selama hidupnya.

Nabi Yusuf 'alaihis salam diberi Wajah yang rupawan sehingga membuat Zulaikah sang isteri Al Azis terpesona. Ia mer4yunya dengan terang terangan. Wanita itu menutup semua pintu dan melupakan rasa malunya, kemudian ia mengunggapkan rasa cintanya Nabi Yusuf as.

Godaan dari wanita itu merupakan godaan yang cukup berat, namun beliu mampu untuk melawannya. Zulaikha mengulurkan tangannya kepada Yusuf dan berusaha untuk memeluknya. Nabi Yusuf as berputar dan berlari menuju ke pintu. Lalu ia dikejar oleh wanita itu dan wanita itu menarik-narik pakaiannya. Keduanya sampai ke pintu. Namun tiba tiba itu terbuka, suaminya dan salah satu kerabatnya ada di muka pintu yang terbuka itu.

Setelah melihat suaminya ada di hadapannya, ia segera menggunakan kelicikannya. Wanita itu berbicara dengan melontarkan tuduhan kepada Nabi Yusuf as, seperti yang diterangkan dalam Al Qur’an berikut ini :

“Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata : “apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 25)

Yusuf berkata : “Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)” dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksian : “Jika baju gamis koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itu yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 26 – 27)

Setelah mengetahui siapa yang salah, si suami mengakhiri masalah tersebut, lalu Nabi Yusuf as pun pergi. Tuan rumah itu tidak meminta perincian peristiwa yang terjadi antara iserinya dan pemuda yang mengabdi kepadanya. Yang ia minta adalah agar pembicaraan itu ditutup sampai di sini saja.

Kisah para wanita terpotong tangannya ketika melihat Nabi Yusuf 'alaihis salam

Masalah mengenai isteri menteri yang menggoda nabi Yusuf 'alaihis salam ternyata tidak bisa ditutup untuk kalangan terbatas. Akhirnya masalah tersebtu diketahui orang banyak dan tersebar ke isteri-isteri pembesar lainnya.

Isteri Al Azis ingin membuat pembelaan diri dengan mengundang para isteri-isteri pembesar lainnya untuk datang ke rumahnya, untuk dijamu dengan makanan dan minuman.

Dalam acara jamuan tersebut, Zulaikha menyajikan buah-buahan lengkap dengan pisau untuk mengupasnya, lalu disuruhnya Nabi Yusuf 'alaihis salam untuk lewat di depan para tamu tersebut, karena terpesona oleh ketampanan Nabi Yusuf, para istri-istri pembesar itu melukai tangan mereka saat mengupas buah. Dengan kejadian ini maka Zulaikha dapat membauktikan bahwa Istri para pembesar yang baru saja bertemu yusuf sudah tergoda, apalagi dia yang hidup sehari-hari bersama yusuf tentu tidak tahan. Seperti yang diriwayatkan dalam Al'Qur'an berikut ini:

'Keluarlah (nampakanlah dirimu) kepada mereka.' Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum akan keelokan rupanya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: 'Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia. Wanita itu berkata: 'Itulah dia orang yang membuat aku tertarik kepadanya dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan termasuk golongan orang- orang yang hina. Yusuf berkata: 'Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.' Maka Tuhannya memperkenankan doa Yusuf dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Yusuf: 31-34)

Catatan penting mengenai nama Zulaikha: Penting untuk diketahui bahwa nama Zulaikha istri al azis di atas sampai saat ini masih diragukan kebenarannya. Karena di Al Qur an sendiri tidak dijelaskan mengenai nama dari Istri Al Azis.

Nabi Yusuf 'alaihis salam masuk penjara

Dengan adanya berita tentang nabi Yusuf 'alaihis salam yang terus menjadi perbincangan di negeri Mesir, pemerintah merasa kewibawannya dipertaruhkan. Lalu penguasa dari pemerintah menangkap Nabi Yusuf as. Ia dimasukkan ke dalam penjara untuk membungkam berita berita tentang Nabi Yusuf yang terus menjadi pembericaraan.

Dakwah

Ketika Nabi Yusuf dipenjara ia berdakwah kepada orang-orang di sana, selain itu ia pula mentakwilkan mimpi dua orang yang masuk penjara. Satu orang sebagai pembuat roti di tempat raja, dan satu lagi seorang yang tugasnya memberikan minunam kepada raja. Seperti dalam Al'Qur'an berikut ini:

"Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda. Berkatalah salah seorang di antara keduanya: 'Sesungguhnya aku bermimpi bahawa aku akan memeras anggur. Dan yang lainnya berkata: 'Sesungguhnya aku bermimpi bahawa, aku membawa roti di atas kepalaku, sebahagiannya dimakan burung.' Berikanlah kepada kami ta'birnya: Sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai (menakwilkan mimpi). Yusuf berkata: 'Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu melainkan aku telah dapat menerangkan jenis makanan itu sebelum makanan itu sampai kepadamu. Yang demikian itu adalah sebahagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada hari kemudian. Dan aku mengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishaq, dan Ya'qub. Tidaklah patut bagi kami (para nabi) mempersekutukan sesuatu pun dengan Allah Yang demikian itu adalah dari kurnia Allah kepada kami dan kepada manusia (seluruhnya); tetapi kebanyakan manusia itu tidak mensyukuri(Nya). Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek-nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya." (QS. Yusuf: 36-40)

Setelah dakwah yang sangat dalam ini dan setelah Yusuf mengemukakan argumentasinya kepada orang-orang yang bertanya, beliau mulai mentafsirkan mimpi yang mereka lihat, Kemudian Nabi Yusuf berdoa kepada Allah yang maha mengetahui untuk memberinya petunjuk. Kemudian Nabi Yusuf alaihis salam memberitahu ke pada si tukang roti bahwa ia akan disalib dan akan meninggal dunia. Sementara itu si tukang pemberi minuman akan bebas dari penjara dan kembali bekerja di tempat asalnya.

Hai kedua kawanku sepenjara! Adapun salah seorang di antara kalian akan menjadi pelayan menuman anggur untuk raja. Sedangkan yang lain, dia akan disalib dan kepalanya akan dimakan burung. Dengan ini soal yang kalian tanyakan itu sudah terjawab." (Qur'an surat Yusuf ayat 41)

Yusuf telah mengamantkan kepada seorang diantara yang akan dibebaskan katanya: "Ceritakanlah perihalku ini kepada tuanmu!" Tetapi setan telah membuat orang itu lupa akan pesan itu sehingga tidak sampai diceritakannya kepada tuannya. Oleh karena itu Yusuf terpaksa tinggal dalam penjara beberapa tahun lagi. (Qur'an surat Yusuf ayat 42)

Beberapa waktu kemudian, ternyata apa yang diceritakan oleh Yusuf benar benar terjadi. Si tukang roti mati terbunuh sementara tukang pemberi minuman raja kembali dimaafkan dan kembali bekerja di istana. Namun ketika kembali ke istana si tukang pemberi minum itu lupa menceritakan tentang pesan dari Nabi Yusuf kepada raja,  ia telah dilalaikan oleh setan. Sehingga Nabi Yusuf pun tinggal dipenjara selama beberapa tahun.

Mimpi sang raja hingga Yusuf bebas dari penjara

Suatu hari, raja bermimpi dalam tidurnya. mimpi tersebut membuatnya gusar sehingga meminta para ahli tafsir mimpi untuk mentakwilkannya, namun tak seorangpun dari mereka yang memberikan jawaban yang memuaskan.

"Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): 'Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering. Hai orang-orang yang termuka, terangkanlah kepadaku tentang ta'bir mimpiku itu jika kamu dapat menakwilkan mimpiku. Mereka menjawab: 'Itu adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sekali-kali tidak tahu takwil mimpi itu.' Dan berkatalah orang yang selamat di antara mereka berdua dan teringat (kepada Yusuf) sesudah beberapa waktu lamanya: 'Aku akan memberitahukan kepadamu tentang (orang yang pandai) menakwilkan mimpi itu, maka utuslah aku (kepadanya).' (Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru): 'Yusuf, hai orang yang amat dipercayai, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu agar mereka mengetahuinya.'"(QS. Yusuf: 43-46)

Kabar mengenai mimpi raja itu akhirnya sampai ke telinga petugas pemberi minum raja yang dulu sempat di penjara. Ia pun segera bergegas ke tempat sang raja dan menceritakan apa yang dialaminya bersama Yusuf. Kemudian raja mengutus orang itu ke penjara untuk menemui Yusuf dan bertanya kepadanya perihal mimpinya.

Beberapa saat kemudian pemberi minum raja itu mendatangi Nabi Yusuf as yang sedang berada di penjara. Utusan itu menanyakan kepadanya mengenai arti dari mimpi raja. Kemudian Nabi Yusuf pun mampu mentafsirkan mimpi sang raja. Ia menjelaskan kepada utusan itu, seperti yang diriwayatkan dalam ayat Al'Qur'an berikut:

Yusuf menjawab, "Kamu harus bercocok tanam selama tujuh tahun secara terus menerus. dari hasil panen yang kamu sabit, simpanlah dengan tangkai-tangkainya; hanya sebagian kecil sajalah yang boleh kamu makan." (QS. Yusuf: 47)

"Selanjutnya nanti akan datang masa paceklik pada tujuh tahun berikutnya, yang akan menghabiskan persediaan yang kamu asingkan. Hanya sedikit saja yang dapat kamu sisakan" (QS. Yusuf: 48)

"Sesudah itu akan datang musim hujan, hasil pertanian melimpah ruah, sehingga orang dapat membuat anggur dan sari buah." (QS. Yusuf: 49)

Setelah mendengar itu maka utusan tersebut menyampaikan apa yang diucapkan yusuf kepada sang raja. Mendengar semua penjelasan dari Yusuf, raja menjadi heran. Kemudian ia berkata “Siapa garangan orang yang dipenjara ini. Sungguh luar biasa. Ia menceritakan hal hal yang akan terjadi, bahkan lebih dari itu dia memberikan cara-cara mengatasi persoalan yang akan terjadi tanpa meminta upah atau balasan atau agar ia dibebaskan dari penjara”

Kemudian raja mengeluarkan perintah agar Nabi Yusuf as dibebaskan dari penjara dan dihadirkan kepadanya. Lalu utusan raja pergi ke penjara. Utusan itu bukan utusan pertama yang merupakan pembeiri minum. Namun ia adalah seorang yang menyandang jabatan penting. ia meminta kepada Yusuf agar keluar dari penjara dan menemui raja.

Namun ternyata Nabi Yusuf menolak keluar dari penjara kecuali semua tuduhan yang diarahkan kepadanya dicabut.  Sebelumnya Nabi Yusuf masuk penjara karena tuduhan telah memotong tangan para wanita. Orang pemerintahan menggunakan berbagai macam kebohongan yang sulit diterima akal, namun bagi mereka itu adalah sesuatu yang sah. Dan Nabi Yusuf tidak akan mau keluar dari penjara jika tuduhannya tidak dicabut. Selanjutnya sang raja memanggil para wanita yang dulu pernah memotong tangannya sendiri. kisahnya dijelaskan dalam ayat Al'Qur'an berikut ini:

Raja bersabda, "Bawalah Yusuf ke hadapanku!" Tatkala utusan itu mendatangi Yusuf untuk menyampaikan perintah raja, Yusuf menjawab: "Kembalilah lebih dahulu kepada tuanmu, sebelum aku pribadi berhadapan dengan dia, dan tanyakan kepada Baginda: "Bagaimana sebenarnya pikiran para wanita yang memotong jari jemarinya itu? Sebenarnya Tuhanku Maha Tahu tentang tipu muslihat mereka." (Qur'an Surat Yusuf ayat:50)

Raja meminta keterangan dari para wanita, sabdanya: 'Apakah maksud yang sebenarnya maka sampai kalian menggoda Yusuf itu untuk menundukkan dirinya kepada kalian, adakah kecenderungan dari pihaknya untuk berbuat tidak sen0n0h terhadap kalian?' Mereka menjawab "Na'uudzubillah! semoga tuhan melindungi kami. Sepanjang pengetahuan kami, sedikitpun tidak mungkin berbuat c4bul." Kini, istri yang dipertuan mengaku terus terang, katanya, "Nah, sekarang pernyataan yang sebenarnya dari pihakku untuk semua! memang akulah yang mencmbu r4yu dia, bukan dia yang mer4yu aku. Dan dialah yang berada di pihak yang benar. (Qur'an Surat Yusuf ayat:51)

Setelah mendengar pernyataan langsung dari para wanita termasuk Zulaikha, maka raja yakin bahwa Yusuf tidak bersalah. kemudian sang raja memerintahkan agar Yusuf dibebaskan dari penjara.

Nabi Yusuf as diangkat menjadi menteri Mesir

Setelah Yusuf keluar dari penjara maka raja mengangkatnya menjadi mentri, seperti dalam ayat Al Qur'an berikut:

Raja bersabda: "Bawalah Yusuf ke hadapanku, aku hendak mengangkatnya menjadi pembantu pribadi. "Setelah bercakap-cakap dengan Yusuf sekedarnya, iapun bersabda: "Mulai hari ini, kau dianggat menjadi pejabat tinggi di samping kami dengan kepercayaan penuh." (Qur'an Surat Yusuf ayat:54)

Yusuf menjawab: "Angkatlah aku menjadi mentri urusan perbendaharaan negara! aku tidak akan menyia-nyiakan kewajiban itu, lagi pula aku tahu cara mengurusnya". (Qur'an Surat Yusuf ayat:55)

Yusuf menyatakan kesanggupannya bukan karena kesombongannya, tapi ia tahu bahwa ia tidak dapat berbuat banyak untuk kemakmuran rakyat tanpa jabatan itu di tangannya.

Kemudian masa paceklik itu pun tiba. Dan itu tidak masalah bagi negeri mesir, karena persediaan telah disediakan oleh Nabi Yusuf yang bisa menjamin dengan baik rakyat mesir selama tujuh tahun berturut-turut.

Nabi Yusuf 'alaihis salam berjumpa lagi dengan saudaranya

Saat itu kelaparan dan paceklik tidak hanya terjadi pada negeri Mesir, namun terjadi juga di negeri di dekatnya, seperti Negeri kan’an yang ditempati ayah dan saudara saudaranya itu Nabi Ya’qub as dan saudara saudarnya juga mengalami masa susah pangan.

Rakyat yang tinggal di negeri sekitar mesir juga meminta pertolongan ke Mesir, tidak terkecuali saudara-saudara Yusuf yang dulu pernah membuangnya. Mereka berbaris dalam rombongan orang orang yang membutuhkan.

Saudara-saudara Yusuf berdatangan ke Mesir. Mereka langsung memasuki ruang kerjanya. Yusuf segera mengenal mereka, tapi mereka telah lupa. (Qur'an Surat Yusuf ayat:58)

Tatkala Yusuf menyiapkan bahan pangan untuk mereka melebihi jatahnya, ia berpesan: "Lain kali, bawalah kemari saudara kalian yang seayah. Bukankah kalian telah melihat sendiri aku menyukat sukatan dengan cukup dan menerima tamu dengan ramah?(Qur'an Surat Yusuf ayat:59)

Saudara Yusuf yang datang ke Mesir sepuluh orang. Seharusnya mereka mendapat jatah sepuluh beban unta. Tapi Yusuf tahu yang tinggal di Kan'an ada dua orang lagi yaitu ayahnya sendiri dan adiknya Bunyamin. Untuk mereka, Yusuf menambahkan jatah untuk dua orang lagi.

Bila kalian tidak membawanya kepadaku, maka kalian tidak akan mendapatkan jatah lagi daripadaku. Bahkan janganlah kalian mendekat lagi ke negeriku ini. (Qur'an Surat Yusuf ayat: 60)

Mereka menjawab: "Kami akan berusaha membujuk ayahnya agar memperbolehkannya pergi ke mari. Kami sungguh-sungguh akan mmelaksanakannya"(Qur'an Surat Yusuf ayat:61)

Sebelum mereka pergi, Yusuf memerintahkan kepada pelayannya memasukkan kembali barang-barang dagangan yang mereka bawa untuk dibarter dengan bahan pangan.

Lalu Yusuf memerintahakan kepada pelayan-pelayannya: "Masukanlah barang dagangan mereka kembali dalam karungnya agar mereka mengenali budi baik kita setibanya mereka kembali di tengah-tengah keluarganya. Semoga mereka datang lagi"(Qur'an Surat Yusuf ayat:62)

Saat mereka tiba di rumah, mereka menceritakan tentang semua yang dialami ketika di Mesir termasuk pesan dari Mentri (Yusuf). Mulanya ayah mereka (Ya'Qub) keberatan apabila Bunyamin akan dibawa serta ke Mesir, namun akhirnya setelah sepuluh saudara Yusuf bersumpah atas nama Allah, Ya'qubpun memberi ijin dengan memberi pesan sebagai berikut,

Selanjutnya Ya'qub berpesan: "Hai anak-anakku! janganlah kalian masuk melalui wazir itu dari satu pintu secara serempak, tapi masuklah dari beberapa buah pintu yang berlainan seorang demi seorang. Namun berhati-hatilah, karena aku tidak dapat membela kalian dari ketentuan hukum Allah. Keputusan hukum hanyalah wewenang Allah. Kepada-Nya aku mempercayakan diri, dan kepada-Nya pula hendaknya orang yang tawakal mempercayakan dirinya." (Qur'an Surat Yusuf ayat:67)

Yusuf bertemu Bunyamin

Tibalah waktunya saudara-saudara Yusuf menuju Mesir termasuk Bunyamin. Merekapun melaksanakan pesan dari ayahnya dengan masuk melalui pintu yang berlainan. Saat Bunyamin bertemu dengan Yusuf, dirangkulnya saudara seibu yang sudah lama dirindukannya, kemudian Yusuf menjelaskan siapa dirinya sebenarnya.

Agar Yusuf dapat menahan Bunjamin, Yusuf membuat siasat yakni dengan memasukkan sebuah piala ke dalam karung Bunjamin(semacam mangkuk berkaki tempat minum dari emas, sebagian Mufassirin mengatakan dari perak). Akhirnya benjamin dapat bersama dengan Yusuf di mesir.

Selanjutnya Saudara-saudara Yusuf pulang menemui ayah mereka dan menceritakan tentang Bunyamin yang ditahan di Mesir, ayahnya kemudian menyuruh mereka kembali ke Mesir untuk mencari keterangan tentang Yusuf dan Bunyamin, dengan memberi pesan terlebih dahulu,

"Wahai anak-anakku! Pergilah kalian ke Mesir dan carilah keterangan tentang Yusuf dan Saudaranya (Bunyamin), dan janganlah berputus asa dari rahmat Allah, kecuali orang-orang kafir." (Qur'an Surat Yusuf ayat:87)

Saat Anak-anak Ya'qub tiba di mesir untuk menukar barang dagangan dengan bahan makanan, maka saat itulah Nabi Yusuf 'alaihis salam menjelaskan siapa dirinya yang sebenarnya kepada Saudara-saudaranya yang seayah tersebut. Kisahnya dijelaskan dalam Al'Qur'an berikut ini:

Syahdan, tatkala mereka masuk menemui Yusuf, mereka berkata: Wahai Paduka yang mulia! kami skeluarga telah ditimpa bahaya kelaparan, sedang kami hanya membawa barang dagangan yang berharga murah. Namun beri jualah kami jatah pangan secukupnya. Kelebihannya, ganti bersedekah kepada kami. Sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah."  (Qur'an Surat Yusuf ayat:88)

Yusuf berkata lantang: " Adakah kalian ingat akan kelakuan buruk yang pernah kalian lakukan kepada Yusuf dahulu, dan selang belum lama ini kalian tidak menyadari akibatnya?"  (Qur'an Surat Yusuf ayat:89)

Mereka berbalik tanya: "Apakah engkau ini Yusuf?" Yusuf menjawab: "Ya! Sayalah Yusuf yang kalian aniyaya dulu, dan yang ini, adikku Bunyamin yang telah kalian pisahkan dengan aku. Allah telah mengaruniakan pertemuan kepada kami. Sebenarnya, barang siapa yang taqwa dan tabah, maka Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebajikan."  (Qur'an Surat Yusuf ayat:90)

Meski saudara-saudara Yusuf telah berbuat aniyaya terhadap dirinya namun yusuf telah memaafkannya, dan membebaskan mereka dari berbagai tuntutan.

Kemudian Yusuf menyuruh mereka untuk pulang dan membawa keluarganya yang berada di Kan'an untuk ke Mesir, dengan membawa baju Yusuf untuk dilekapkan ke wajah ayahnya, Ya'qub. Selanjutnya mereka pulang ke negeri Kan'an untuk menemui ayahnya.

Sementara anak-anak nabi Ya'qub masih di perjalanan, di rumah, Nabi ya'qub dengan izin Allah dapat mencium bau baju Yusuf yang sedang dibawa oleh saudara-saudaranya meski jaraknya sangat jauh. Perasaan Nabi Ya'qub itu diungkapkan kepada cucunya, namun cucunya tidak percaya, karena kakeknya tersebut masih teguh berpendirian bahwa Yusuf masih hidup.

Tatkala pembawa berita gembira itu tiba, dilekapkannya baju Yusuf ke wajah Ya'qub. Serta merta ia dapat melihat kembali, lalu berkata: "Bukankah telah kukatakan kepada kalian bahwa aku dapat mengetahui dari Allah sesuatu yang tidak kamun ketahui:" (Qur'an Surat Yusuf ayat:96)

Nabi Ya'qub sudah lama tidak dapat melihat karena memikirkan anaknya, Yusuf yang berpisah sekian lama dan akhirnya dapat melaihat kembali dengan bantuan baju Yusuf. Melihat peristiwa itu, anak-anak Ya'qub memohon ampunan dan mengaku telah berbuat salah, dan Nabi Ya'qub berjanji untuk memohon pengampunan dari Allah untuk mereka.

Tabir mimpi Nabi Yusuf terdahulu

Berangkatlah Nabi Ya'qub sekeluarga ke Mesir, dan merekapun bertemu dengan Nabi Yusuf "alaihis salam, Seperti yang dijelaskan dalam Al'Qur'an berikut ini:

Tatkala mereka memasuki istana, Yusuf segera merangkul ayah bundanya segera berkata: "Selamat datang di Mesir! Insya Allah dengan selamat." (Qur'an Surat Yusuf ayat:99)

Maksud dari "ayah bundanya" adalah, ayah serta saudara perempuan ibunya yang telah dikawini oleh ayahnya sejak ibu kandungnya sudah tiada. Ini pendapat kebanyakan ahli tafsir, kecuali Ibnu Jarir dan kawan-kawan.

Yusuf menuntun kedua orang tuanya ke atas singgasana, lalu mereka semua meniarap sujud kepada Yusuf. Setelah itu Yusuf berkata: "Wahai orang tuaku! Rupanya inilah tabir mimpiku yang dahulu, di mana Tuhanku telah menjadikannya peristiwa nyata. Sungguh Dia telah mengaruniakan kebaikan kepadaku: mulanya ketika Ia mengeluarkanku dari penjara, lalu mendatangkan kamu semuanya kemari dari pedalaman, sesudah setan merusak hubungan baik antaraku dan saudara-saudaraku. Sungguh Tuhanku Maha Lembut terhadap barang apa yang dikehendaki-Nya. Dia-pun Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana."  (Qur'an Surat Yusuf ayat:100)

Mimpi Nabi Yusuf yang pernah ia ceritakan kepada ayahnya akhirnya terwujud, saudara-saudara Yusuf yang berjumlah sebelas orang berikut dengan kedua orang tuanya. Semua sujud kepada Yusuf sebagaimana yang dilihat Yusuf dalam mimpinya. Sujud di sini bukan dalam pengertian ibadah, tapi dalam pengertian penghormatan. dalam syariat Nabi Ya'qub sujud penghormatan seperti ini, hukumya Harus.

Seketika itu Nabi Yusuf, berdo'a, ia bersyukur atas nikmat dan karunia Allah, sebagaimana dterangkan dalam Al Qu’ran :

“Tuhanku, Dikau telah mengaruniai daku kekuasaan, dan Dikau telah mengajarkan kepadaku tentang menakwilkan mimpi. sehingga terjadinya tepat seperti yang kuramalkan. Tuhan pencipta langit dan bumi! Dikau-lah pelindungku di dunia ini dan di akhirat nanti. Wafatkanlah aku sebagai seorang muslim, dan sejajarkanlah aku dengan orang-orang yang salih." (Qur'an Surat Yusuf ayat:101)
Itulah Kisah Nabi Yusuf AS Smoga Kita dapat Memetik Hikmah Dari kisah Tersebut

Tips Hidup Sehat Ala Rasulullah


Inilah 8 Tips Sehat Ala Rasulullah SAW yang di ambil dari berbagai sumber
1.Rasulullah SAW cepat tidur dan cepat bangun

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak menganjurkan umatnya untuk begadang. Hal itu yang melatari beliau tidak menyukai berbincang-bincang dan makan sesudah waktu isya.

Jika sudah waktunya tidur, maka Rasulullah SAW akan cepat tidur. Tidur yang tepat di malam hari kira-kira adalah seusai istirahat setelah shalat Isya, kurang lebih pukul 21.30. Kemudian kira-kira pukul 03.00 sudah bangun di pertiga malam untuk shalat malam.

Dengan demikian waktu yang digunakan untuk tidur adalah kurang dari delapan jam. Dalam konteks ini, penggunaan waktu 24 jam dalam satu hari satu malam, adalah sepertiga untuk bekerja, sepertiga untuk beribadah kepada Allah, dan sepertiga lagi adalah untuk tidur yang cukup. Tentu saja, perbandingan ini tidaklah kaku, melainkan dalam pengertian dalam keseimbangan.



2. Rasulullah sering berpuasa

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa… Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Puasa luar biasa ajaib karena dapat menyembuhkan ratusan jenis penyakit lainnya seperti:

- Tekanan darah tinggi

- Penyakit diabetes

- Penyakit asma dan saluran pernapasan

- Penyakit jantung dan pengerasan arteri

- Puasa menyembuhkan penyakit hati tanpa efek samping

- Menyembuhkan penyakit kulit khususnya alergi dan al-okzma kronis

- Puasa mencegah penyakit paru-paru

- Mencegah penyakit kanker

- Puasa dianggap sejata paling ampuh dalam dunia kedokteran



3. Tidak pemarah

Nasihat Rasulullah:”Jangan marah”, diulangi tiga kali. Ini menunjukkan hakikat kekuatan seseorang bukanlah terletak pada jasad, tetapi pada kebersihan jiwa. Tidak mudah marah juga terbukti menyehatkan tubuh.

4. Jaga kebersihan

Rasulullah SAW senantiasa tampak bersih dan rapi. Setiap kamis atau jumat, beliau mencukur rambut halus di pipi, memotong kuku, bersiwak, serta memakai minyak wangi . Rosul juga sangat menjaga kebersihan mulut dan gigi melalui sunah Beliau bersiwaq sampai sekarang dianut oleh umatnya.

5. Menjaga Pola Makan

Di pagi hari pula Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam membuka menu sarapannya dengan segelas air yang dicampur dengan sesendok madu asli. Pada dasarnya, madu bisa menjadi obat berbagai penyakit. Ditinjau dari ilmu kesehatan, madu berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus dan menyembuhkan sembelit, wasir dan peradangan.

 “Minuman yang paling disukai Rasulullah saw adalah minuman manis yang dingin.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi `Umar, dari Sufyan, dari Ma’mar, dari Zuhairi, dari `Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

Masuk waktu dhuha (pagi menjelang siang), Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam senantiasa mengonsumsi tujuh butih kurma ajwa’ (matang). Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda, “Barang siapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari racun”.

Hal itu terbuki ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah pada sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar. Racun yang tertelan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam kemudian dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Salah seorang sahabat, Bisyir ibu al Barra’ yang ikut makan tersebut akhirnya meninggal, tetapi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam selamat dari racun tersebut.

“Rasulullah saw bersabda: “Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah dengannya. Sesungguhnya ia berasal dari pohon yang diberkahi.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Ahmad az Zubair, dan diriwayatkan pula oleh Abu Nu’aim, keduanya menerima dari Sufyan, dari ` Abdullah bin `Isa, dari seorang laki-laki ahli syam yang bernama Atha’, yang bersumber dari Abi Usaid r.a.)

Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak langsung tidur setelah makan malam. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna. Caranya juga bisa dengan shalat.

6. Berolahraga

Rasulullah pun melakukan berbagai jenis olahraga yang menunjukkan bahwa tubuh beliau tidak hanya sehat tetapi juga kuat. Beliau pernah berlomba lari, bertanding gulat, juga memanah.

Rasulullah bersabda : “Ketahuilah bahwa yang dimaksud kekuatan itu adalah memanah, beliau mengucapkannya tiga kali.” (HR. Muslim). Di dalam hadits lain juga dijelaskan : “Kamu harus belajar memanah, karena memanah itu termasuk sebaik-baik permainanmu.” (HR. Bazzar dan Thabrani).

7. Bersosialisasi
Sebuah studi di Harvard School of Public Health menemukan bahwa pria berusia 70-an tahun yang memiliki hubungan sosial yang baik memiliki kemungkinan lebih kecil mengalami kerusakan atau penyakit jantung.

Kita semua mengetahui bahwa Rasulullah memiliki banyak sahabat dan senantiasa menjaga silaturahim dengan karib kerabat serta bertetangga dengan baik, bersosialisasi juga merupakan salah satu tips menjaga kesehatan ala Rasulullah yang patut kita tiru.

8. Berbekam

Said bin Jubir  berkata dari Ibn Abbas r.a bahwa Rasulullah saw bersabda:

"Kesembuhan dapat diperoleh dengan tiga cara: pertama dengan meminum madu (dengan obat herbal), kedua dengan berbekam/hijamah, dan ketiga dengan (terapi) besi panas. Dan aku tidak menganjurkan umatku untuk melakukan pengobatan dengan besi panas." (HR. Bukhori)
Smoga Bermanfaat

Kisah Si Tukang Batu Yang Di Cium Rasulullah


Kisah Si Tukang Batu Yang Di Cium Rasulullah . Diriwayatkan pada saat itu Rasulullah baru tiba dari Tabuk, peperangan dengan bangsa Romawi yang kerap menebar ancaman pada kaum muslimin. Banyak sahabat yang ikut beserta Nabi dalam peperangan ini. Tidak ada yang tertinggal kecuali orang-orang yang berhalangan dan ada uzur.

Saat mendekati kota Madinah, di salah satu sudut jalan, Rasulullah berjumpa dengan seorang tukang batu. Ketika itu Rasulullah melihat tangan buruh tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.

Sang manusia Agung itupun bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?”

Si tukang batu menjawab, “Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya, karena itulah tangan saya kasar.”

Rasulullah adalah manusia paling mulia, tetapi orang yang paling mulia tersebut begitu melihat tangan si tukang batu yang kasar karena mencari nafkah yang halal, Rasul pun menggenggam tangan itu, dan menciumnya seraya bersabda,

“Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada”, ‘inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya’.

* Rasulullahl tidak pernah mencium tangan para Pemimpin Quraisy, tangan para Pemimpin Khabilah, Raja atau siapapun. Sejarah mencatat hanya putrinya Fatimah Az Zahra dan tukang batu itulah yang pernah dicium oleh Rasulullah. Padahal tangan tukang batu yang dicium oleh Rasulullah justru tangan yang telapaknya melepuh dan kasar, kapalan, karena membelah batu dan karena kerja keras.

Suatu ketika seorang laki-laki melintas di hadapan Rasulullah. Orang itu di kenal sebagai pekerja yang giat dan tangkas. Para sahabat kemudian berkata, “Wahai Rasulullah, andai bekerja seperti dilakukan orang itu dapat digolongkan jihad di jalan Allah (Fi sabilillah), maka alangkah baiknya.” Mendengar itu Rasul pun menjawab, “Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, maka itu fi sabilillah.” (HR Thabrani)

* Orang-orang yang pasif dan malas bekerja, sesungguhnya tidak menyadari bahwa mereka telah kehilangan sebagian dari harga dirinya, yang lebih jauh mengakibatkan kehidupannya menjadi mundur. Rasulullah amat prihatin terhadap para pemalas.

”Maka apabila telah dilaksanakan shalat, bertebaranlah kam di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (QS. Al-Jumu’ah 10)

”Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi ini”. (QS Nuh19-20)

* ”Siapa saja pada malam hari bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal, malam itu ia diampuni”. (HR. Ibnu Asakir dari Anas)

”Siapa saja pada sore hari bersusah payah dalam bekerja, maka sore itu ia diampuni”. (HR. Thabrani dan lbnu Abbas)

”Tidak ada yang lebih baik bagi seseorang yang makan sesuatu makanan, selain makanan dari hasil usahanya. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud, selalu makan dan hasil usahanya”. (HR. Bukhari)

”Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Bersusah payah dalam mencari nafkah.” (HR. Bukhari)

”Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang dijaIan Allah ‘Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad) ( Baca juga : Mencari Nafkah Termasuk Pengertian Jihad Dalam Islam )

Demikian lah sebagan kecil tentang kisah teladan islami agar kita semakin tahu dan semakin giat dalam mencari rizki allah yang halal dan berkah.

Senin, 19 September 2016

Meme Lucu Kocak















Rabu, 14 September 2016

Keistimewaan Kucing


Kucing merupakan salah satu hewan pemeliharaan yang sangat populer di seluruh dunia, termasuk indonesia. Dalam sejarah islam, kucing memiliki keistimewaan yang sangat luar biasa. Baginda Nabi berpesan kepada para sahabatnya untuk menyayangi kucing peliharaan, layaknya menyayangi keluarga sendiri.

Salah satu kucing yang dimiliki oleh nabi yaitu Mueeza, kucing ini sungguh sangat luar biasa karena Mueeza selalu mengeong ketika mendengar adzan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan.

Pada abad 13, dalam dunia seni islam rupa kucing dijadikan mata uang sebagai bentuk manifestasi penghargaan masyarakat islam. Sedangkan di dunia sastra, para penyair tak ragu untuk membuat syair bagi kucing peliharaannya yang telah berjasa itu. Dan masih banyak lagi kisah-kisah kucing yang sangat luar biasa dalam beradapab islam. Untuk selengkapnya, silakan langsung saja simak kisah selengkapnya berikut ini :

Kisah Mueeza, Kucing Kesayangan Rasulullah SAW

Diceritakan dalam suatu kisah, Nabi Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, dikala nabi hendak mengambil jubahnya, di temuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya. Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya. Sebagai balasan, nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu sebanyak 3 kali.

Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima tamu di rumahnya, nabi selalu menggendong Mueeza dan di taruh dipahanya. Salah satu sifat Mueeza yang nabi sukai ialah ia selalu mengeong ketika mendengar adzan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan.

Kepada para sahabatnya, nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan, layaknya menyayangi keluarga sendiri.

Hukuman bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius, dalam sebuah hadist shahih Al Bukhori, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan sendiri, Nabi SAW pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita ini adalah siksa neraka.

Tak hanya nabi, istri nabi sendiri, Aisyah binti Abu Bakar Ash Shiddiq pun amat menyukai kucing, dan merasa amat kehilangan dikala ditinggal pergi oleh si kucing. Seorang sahabat yang juga ahli hadist, Abdurrahman bin Sakhr Al Azdi diberi julukan Abu Hurairah (bapak para kucing jantan), karena kegemarannya dalam merawat dan memelihara berbagai kucing jantan dirumahnya.

Penghormatan Para Tokoh Islam Terhadap Kucing Pasca Wafatnya Nabi SAW

Dalam buku yang berjudul Cats of Cairo dijelaskan pada masa dinasti mamluk, baybars al zahir, seorang sultan yang juga pahlawan garis depan dalam perang salib sengaja membangun taman-taman khusus bagi kucing dan menyediakan berbagai jenis makanan didalamnya.

Tradisi ini telah menjadi adat istiadat di berbagai kota-kota besar negara islam. Hingga saat ini, mulai dari damaskus, istanbul hingga kairo, masih bisa kita jumpai kucing-kucing yang berkeliaran di pojok-pojok masjid tua dengan berbagai macam makanan yang disediakan oleh penduduk setempat.

Pengaruh Kucing Dalam Seni Islam

Pada abad 13, sebagai manifestasi penghargaan masyarakat islam, rupa kucing dijadikan sebagai ukiran cincin para khalifah, termasuk porselen, patung hingga mata uang. Bahkan di dunia sastra, para penyair tak ragu untuk membuat syair bagi kucing peliharaannya yang telah berjasa melindungi buku-buku mereka dari gigitan tikus dan serangga lainnya.

Kisah Kucing Yang Memberi Inspirasi Bagi Para Sufi

Seorang Sufi ternama bernama ibnu bashad yang hidup pada abad ke sepuluh Hijriyah bercerita, suatu saat ia dan sahabat-sahabatnya sedang duduk santai melepas lelah di atas atap masjid kota kairo sambil menikmati makan malam. Ketika seekor kucing melewatinya, Ibnu Bashad memberi sepotong daging kepada kucing itu, namun tak lama kemudian kucing itu balik lagi, setelah memberinya potongan yang ke dua, diam-diam Ibnu Bashad mengikuti kearah kucing itu pergi, hingga akhirnya ia sampai disebuah atap rumah kumuh, dan didapatinya si kucing tadi sedang menyodorkan sepotong daging yang diberikan Ibnu Bashad kepada kucing lain yang buta kedua matanya. Peristiwa ini sangat menyentuh hatinya hingga ia menjadi seorang sufi sampai ajal menjemputnya pada tahun 1067.

Selain itu, kaum sufi juga percaya, bahwa dengkuran nafas kucing memiliki irama yang sama dengan dzikir kalimah Allah.

Kisah Teladan dari Seekor Kucing

Salah satu cerita yang cukup mahsyur yaitu tentang seekor kucing peliharaan yang dipercaya oleh seorang pria, untuk menjaga anaknya yang masih bayi dikala ia pergi selama beberapa saat. Bagaikan prajurit yang mengawal tuannya, kucing itu tak hentinya berjaga di sekitar sang bayi. Tak lama kemudian melintaslah ular berbisa yang sangat berbahaya di dekat si bayi mungil tersebut. Kucing itu dengan sigapnya menyerang ular itu hingga mati dengan darah yang berceceran.

Sorenya ketika si pria pulang, ia kaget melihat begitu banyak darah di kasur bayinya. Prasangkanya berbisik, si kucing telah membunuh anak kesayangannya! Tak ayal lagi, ia mengambil pisau dan memenggal leher kucing yang tak berdosa itu.

Tak lama kemudian, ia kaget begitu melihat anaknya terbangun, dengan bangkai ular yang telah tercabik di belakang punggung anaknya. melihat itu, si pria menangis dan menyesali perbuatannya setelah menyadari bahwa ia telah membunuh kucing peliharaannya yang telah bertaruh nyawa menjaga keselamatan anaknya. Kisah ini menjadi refleksi bagi masyarakat islam di timur tengah untuk tidak berburuk sangka kepada siapapun.

Hukum Membunuh Kucing

Tahukah anda bahwa Nabi Muhammad saw juga membela kucing?
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra. Bahwa Rasulullah SAW, bersabda:
Seorang wanita disiksa karena mengurung seekor kucing sampai mati. Kemudian wanita itu masuk neraka karenanya, yaitu karena ketika mengurungnya ia tidak memberinya makan dan tidak pula memberinya minum sebagaimana ia tidak juga melepasnya mencari makan dari serangga-serangga tanah. (Shahih Muslim No.4160)

Dan dalam syariat Islam, seorang muslim diperintahkan untuk tidak menyakiti atau bahkan membunuh kucing, berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari kisah Abdullah bin Umar dan Abu Hurairah.

Manfaat Kucing di Dunia Ilmu Pengetahuan

Salah satu kitab terkenal yang ditulis oleh cendikia muslim tempo dulu adalah kitab hayat al hayaawan yang telah menjadi inspirasi bagi perkembangan dunia zoologi saat ini. Salah satu isinya mengenai ilmu medis, banyak para dokter muslim tempo dulu yang menjadikan kucing sebagai terapi medis untuk penyembuhan tulang, melalui dengkuran suaranya yang setara dengan gelombang sebesar 50 hertz. Dengkuran tersebut menjadi frekuensi optimal dalam menstimulasi pemulihan tulang.

Tak hanya ilmu pengetahuan, bangsa barat juga banyak membawa berbagai jenis kucing dari timur tengah, hingga akhirnya kepunahan kucing akibat mitos alat sihir di barat dapat terselamatkan.

Kisah Kucing Palestina Yang Dipenjara di Sel Khusus Israel : Kucing "Muqawwamah"

Jika boleh iri, kaum muslimin mungkin harus iri kepada kucing Palestina. Pasalnya, ditengah ketidakmampuan kita ikut membela saudara-saudara kita di Palestina yang kini sedang berjuang mempertahankan Masjidil Aqsha dari ancaman israel, justru seekor kucing tampil sebagai pahlawan. Kucing itu dinilai zionis-israel dapat membangkitkan perlawanan (muqawwamah).

Sebagaimana dikutip dari , zionis-israel telah memenjarakan seekor kucing Palestina. Kucing ini dinilai menjadi penghubung di sel isolasi di kamp tahanan pejuang-pejuang Palestina di Negev. Menurut pejabat israel, kucing tersebut membantu para tahanan dengan membawa barang-barang ringan seperti surat, roti dan lainnya dari satu sel ke sel lain. Peran itu dimainkan si kucing selama berbulan-bulan, sebelum akhirnya ketahuan.

Penjaga penjara Negev lalu menjebloskan kucing itu ke dalam sel khusus. Nah, siapa bersedia menjenguk kucing yang pintar ini? Adakah kira-kira pengacara dermawan yang akan membelanya?


Sumber ; Blog khusus Doa